Kamis, 19 Februari 2004 20:18:29 WIB
Kategori : Bid'ah
Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=247
KESEMPURNAAN ISLAM DAN BAHAYA BID'AH
Oleh
Syaikh
Muhammad bin Shaleh Al-'Utsaimin
Bagian Pertama dari Empat Tulisan
[1/4]
Pendahuluan
Segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita
memujinya, memohon ma'unah dan maghfirah-Nya, bertaubat dan berlindung
kepada-Nya dari kejahatan diri keburukan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa
yang disesatkannya maka tiada yang dapat menunjukinya.
Aku bersaksi bahwa
Tuhan yang berhak di sembah selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam diutus Allah dengan membawa petunjuk dan agama yang haq. Beliaupun
telah menyampaikan risalah, melaksanakan amanah, tulus dan kasih kepada umat,
serta berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benarnya sampai beliau berpulang ke
rahmat-Nya, sedang umatnya beliau tinggalkan pada jalan yang terang benderang,
siapa yang menyimpang darinya pasti binasa.
Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam telah menerangkan segala kebutuhan umat dalam berbagai aspek
kehidupan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu :
"Tidak ada yang diabaikan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, sampai burung
yang mengepakkan sayapnya di langit, melainkan beliau telah mengajarkan kepada
kami tentang ilmunya".
Ada seorang musyrik bertanya kepada Salman
Al-Farisi Radhiyallahu 'anhu : " Apakah Nabi kalian mengajarkan sampai tentang
tatacara buang hajat ..? Salman menjawab : 'Ya, beliau telah melarang kami
menghadap kiblat ketika buang hajat, dan membersihkan hajat dengan kurang dari
tiga batu, atau dengan tangan kanan atau dengan kotoran kering atau dengan
tulang".
Allah Telah Menjelaskan Ushul dan Furu' Agama Dalam Al-Qur'anul
Karim
Anda tentu tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan dalam
Al-Qur'an tentang ushul (pokok-pokok) dan furu' (cabang-cabang) agama Islam.
Allah telah menjelaskan tentang tauhid dengan segala macam-macamnya, sampai
tentang bergaul sesama manusia seperti tatakrama pertemuan, tatacara minta izin
dan lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Hai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu : 'Berlapang-lapanglah
dalam majlis', maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu"
[Al-Mujaadalah : 11].
Dan firman-Nya.
"Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum minta izin dan
memberi salam kepada penghuninya, yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
selalu ingat. Jika kamu tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kamu
masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu : 'Kembalilah !'
maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu, dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan". [An-Nuur : 27-28].
Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah menjelaskan pula kepada kita dalam Al-Qur'an tentang cara berpakaian.
Firman-Nya.
"Artinya : Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari
haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi) tiadalah atas mereka dosa
menanggalkan pakaian mereka[1] dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan"
[An-Nuur : 60].
"Artinya : Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min : 'Hendaklah mereka
mengulurkan jilbanya[2] ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah
Maha Pengampun lagi Maha penyayang". [Al-Ahzaab : 59].
"Artinya : Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasaan yang mereka
sembunyikan". [An-Nuur : 31]
"Artinya : Dan bukankah kebajikan memasuki
rumah-rumah dari belakangnya[3], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang
yang bertakwa, dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya". [Al-Baqarah
: 189].
Dan masih banyak lagi ayat seperti ini, yang dengan demikian
jelaslah bahwa Islam adalah sempurna, mencakup segala aspek kehidupan, tidak
perlu ditambahi dan tidak boleh dikurangi. Sebagaimana firman Allah Ta'ala
tentang Al-Qur'an.
"Artinya : Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur'an)
untuk menjelaskan segala seuatu". [An-Nahl : 89].
Dengan demikian, tidak
ada sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia baik yang menyangkut masalah kehidupan
di akhirat maupun masalah kehidupan di dunia, kecuali telah dijelaskan Allah
dalam Al-Qur'an secara tegas atau dengan isyarat, secara tersurat maupun
tersirat.
Adapun firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Dan tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan
sesuatupun di dalam al-kitab. Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan".
[Al-An'aam : 38].
Ada yang menafsirkan ''Al-Kitab" disini adalah
Al-Qur'an. Padahal sebenarnya yang dimaksud yaitu "Lauh Mahfuzh" . Karena apa
yang dinyatakan Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Al-Qur'an dalam firman-Nya :
"Artinya : Dan Kami turunkan kepadmu kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala
sesuatu". lebih tegas dan lebih jelas daripada yang dinyatakan dalam firman-Nya
: "Artinya : Tidaklah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-kitab".
Mungkin
ada orang yang bertanya : "Adakah ayat di dalam Al-Qur'an yang menjelaskan
jumlah shalat lima waktu berikut bilangan raka'at tiap-tiap shalat ?
Bagaimanakah dengan firman Allah yang menjelaskan bahwa Al-Qur'an diturunkan
untuk menerangkan segala sesuatu, padahal kita tidak menemukan ayat yang
menjelaskan bilangan raka'at tiap-tiap shalat ?".
Jawabnya : Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan di dalam Al-Qur'an bahwasanya kita di
wajibkan mengambil dan mengikuti segala apa yang telah disabdakan dan
ditunjukkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Hal ini berdasarkan
atas firman Allah Ta'ala.
"Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,
sesungguhnya ia telah mentaati Allah" [An-Nisaa : 80].
"Artinya : Dan apa
yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah". [Al-Hasyr : 7].
Maka segala sesuatu yang
telah dijelaskan oleh sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
sesungguhnya Al-Qur'an telah menunjukkannya pula. Karena sunnah termasuk juga
wahyu yang diturunkan dan diajarkan oleh Allah kepada Rasulullah Shalallallahu
'alaihi wa sallam. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya.
"Artinya : Dan
Allah telah menurunkan Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) kepadamu".
[An-Nisaa : 113].
Dengan demikian, apa yang disebutkan dalam sunnah maka
sebenarnya telah disebutkan pula dalam Al-Qur'an.
[Disalin dari buku
Al-Ibdaa' fi Kamaalis Syar'i wa Khatharil Ibtidaa', edisi Indonesia Kesempurnaan
Islam dan Bahaya Bid'ah, karya Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-'Utsaimin,
penerjemah Ahmad Masykur MZ, penerbit Yayasan Minhajus Sunnah, Bogor -
Jabar.]
_________
Foote Note.
[1] Maksudnya : Pakaian luar, yang kalau
dibuka tidak menampakkan aurat.
[2] Jilbab sejenis baju kurung yang lapang
yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
[3] Pada masa Jahiliyah,
orang-orang yang berihram di waktu haji mereka memasuki rumahnya dari belakang,
bukan dari depan. Hal ini ditanyakan oleh para sahabat kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka turunlah ayat ini sebagai
pnejelas.